Pengumuman Beasiswa Kader Unggulan Muhammadiyah UMS
0
komentar
20.45
Diposting oleh
Unknown
Alhamdulillah kader IPM Sragen Ana Retna Mutia diterima di UMS dengan Mendapat Beasiswa Unggulan Muhammadiyah... Selamat dan Semoga Sukses...........
Pengumuman dapat dilihat dan di download di bawah ini.
http://pmb.ums.ac.id/node/233
Read more
Pengumuman dapat dilihat dan di download di bawah ini.
http://pmb.ums.ac.id/node/233
Read more
Beasiswa Unggulan Muhammadiyah UMS
1 komentar
14.08
Diposting oleh
Unknown
Beasiswa Unggulan Muhammadiyah
kunjungi :http://pmb.ums.ac.id/2013/beasiswaUnggulan
Fasilitas penerima Beasiswa Unggulan Muhammadiyah
- Bebas dari pembayaran Dana Pengembangan.
- Bebas dari biaya kuliah termasuk biaya SKS, biaya praktikum dan biaya ujian skripsi. Penerima beasiswa dievaluasi tiap semester dan jika prestasi tidak memuaskan, fasilitas ini dapat dibatalkan. Fasilitas ini tidak mencakup biaya ujian ulang skripsi, dan biaya praktek kerja lapangan.
- Bebas dari biaya wisuda.
Syarat Pendaftaran
Yang berhak mendaftar sebagai calon penerima Beasiswa Unggulan Muhammadiyah adalah:- Siswa kelas XII SMU/SMK pada tahun akademik 2012/2013.
- Siswa yang telah mendaftar sebagai calon mahasiswa baru di UMS dan telah dinyatakan lulus tes masuk, termasuk tes kesehatan dan psikotes bagi calon mahasiswa program studi yang mensyaratkan tes kesehatan/psikotes. Disarankan calon telah melakukan registrasi (biaya registrasi akan dikembalikan jika peserta dinyatakan lolos sebagai penerima beasiswa).
- Siswa yang selama di sekolah terlibat aktif dalam organisasi Muhammadiyah atau organisasi otonom di bawah Muhammadiyah (misalnya kegiatan IRM, Aisyiyah, Panti Asuhan Muhammadiyah, dan lain-lain).
Prosedur Pendaftaran
- Mengisi Formulir Pendaftaran Beasiswa Unggulan Muhammadiyah (formulir tersedia di bagian bawah halaman web ini atau klik di sini).
- Mengisi portofolio yang berisi aktivitas/ keterlibatan/ kontribusi dalam amal usaha Muhammadiyah (formulir tersedia di bagian bawah halaman web ini atau klik di sini).
- Menyertakan surat rekomendasi dari PP Muhammadiyah, PWM atau PDM tentang keterlibatan dalam kegiatan dan kepengurusan organisasi Muhammadiyah.
- Menyertakan surat keterangan penghasilan orang tua yang disahkan oleh pejabat tempat institusi berkerja ataupun dari kepala desa bagi wirausaha/ tani/ buruh. Surat tersebut menyebutkan jumlah tanggungan keluarga.
- Mengirim berkas pendaftaran melalui pos ke Panitia PMB UMS 2013/2014, Jl. A. Yani Tromol pos 1, Pabelan Surakarta 57162, atau fax +62 (271) 715 448, atau menyerahkan berkas ke panitia PMB di Gedung Admisi di kampus I UMS.
Berkas pendaftaran
Berkas yang harus dikirim dalam proses pendaftaran adalah:- Fotokopi formulir pendaftaran mahasiswa baru
- Fotokopi sertifikat lulus tes sebagai mahasiswa baru (termasuk tes kesehatan dan psikotes bagi Program Studi yang mensyaratkan)
- Surat Rekomendasi Organisasi (Asli)
- Isian Formulir Pendaftaran Beasiswa Unggulan Muhammadiyah (Asli)
- Isian portofolio keterlibatan di amal usaha Muhammadiyah (Asli)
- Fotokopi bukti prestasi lain (legalisir sekolah) jika ada
- Surat keterangan penghasilan orang tua (Asli)
Waktu Pendaftaran dan Pengumuman Hasil Seleksi
Proses seleksi penerimaan Beasiswa Unggulan Muhammadiyah dilakukan dalam 2 (dua) gelombang dengan jadwal sebagai berikut.Gelombang I | Gelombang II | |
---|---|---|
Batas penerimaan berkas | 30 Maret 2013 | 29 Juni 2013 |
Proses seleksi dan wawancara dengan pimpinan UMS *) | 5 – 6 April 2013 | 5 – 6 Juli 2013 |
Pengumuman dan Penandatanganan Surat Perjanjian | 13 April 2013 | 13 Juli 2013 |
Sistem Seleksi
Proses seleksi dilakukan terhadap dokumen yang dikirim calon penerima beasiswa dan wawancara langsung dengan calon penerima beasiswa. Wawancara dilakukan oleh Pimpinan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Untuk itu, calon penerima diminta datang ke gedung Rektorat UMS pada tanggal dan jam yang akan diumumkan di website (pmb.ums.ac.id). Berdasarkan hasil evaluasi terhadap dokumen dan hasil wawancara, Pimpinan Universitas memutuskan nama-nama mahasiswa baru yang berhak menerima Beasiswa Unggulan Muhammadiyah.Registrasi
Mahasiswa baru yang dinyatakan lolos sebagai penerima Beasiswa Unggulan Muhammadiyah diharuskan menandatangani Surat Perjanjian dengan UMS. Mahasiswa kemudian melapor ke bagian registrasi di Gedung Admisi di kampus I UMS.Contact Person
Untuk informasi lebih lanjut terkait Beasiswa bagi mahasiswa baru, silakan menghubungi:Ratnanto Fitiriadi, S.T., M.T. (HP: 085728053523)
Taufiq P.R. Telp. (0271) 717417 ext. 107 atau HP 0811264569
Attachment | Size | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
FORMULIR Beasiswa Unggulan Muh. 2013.doc | 18.5 KB | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
FORMULIR Portofolio Kegiatan |
Read more
Beasiswa Kader Muhammadiyah
0
komentar
14.04
Diposting oleh
Unknown
Dengan Rekomendasi PCM, UAD Siapakan Beasiswa Unggulan
Yogyakarta- Dedi Pramono selaku Kepala Biro Akademik dan Admisi (BAA)
menyampaikan bahwa UAD akan memberikan Beasiswa Unggulan (BSU) bagi 30
siswa yang ingin melanjutkan kuliah di UAD. "BSU akan diberikan dari
semester 1 sampai dengan semeter 8. Selama itu biaya kuliah
digratiskan." Ungkapnya saat menerima kunjungan SMK Muhammadiyah 1 Wates
di Auditorium UAD kampus 1.
"Syaratnya harus ada surat rekomendasi dari PCM (Pimpinan Cabang
Muhammadiyah) setempat, atau PDM (Pimpinan Daerah Muhammadiyah) setempat
atau dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah, siswa harus mempunyai prestasi
akademik dengan nilai yang bagus, dan yang paling utama adalah berasal
dari keluarga yang kurang mampu", tambahnya Dedi Pramono yang juga dosen
di Fakultas Sastra tersebut.
Acara yang dihadiri 307 siswa dan guru itu terlihat antusias saat
mendengar kabar tentang beasiswa tersebut. "Selain BSU, UAD juga
menyediakan beasiswa bagi mahasiswa baru yang mempunyai IPK (Indek
Prestasi Komulatif) minimal 3,2 pada semester 1. Selain itu ada juga
beasiswa PPA, Supersemar, dari bank dan banyak lagi", ungkapnya di akhir
acara. (www.uad.ac.id) (mac)Sumber: http://www.muhammadiyah.or.id/id/news-1126-detail-dengan-rekomendasi-pcm-uad-siapakan-beasiswa-unggulan.html
Read more
Sejarah IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH
0
komentar
22.32
Diposting oleh
Unknown
Berdirinya Ikatan Pelajar Muhammadiyah
(IPM) tidak lepas dari latar belakang berdirinya Muhammadiyah sebagai
gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar sekaligus sebagai
konsekuensi dari banyaknya sekolah yang merupakan amal usaha
Muhammadiyah untuk membina dan mendidik kader.
Selain itu, situasi dan kondisi politik
di Indonesia tahun 60-an yaitu pada masa berjayanya orde lama dan PKI,
Muhammadiyah mendapat tantangan yang sangat berat untuk menegakkan dan
menjalankan misinya. Oleh karena itu, IPM terpanggil untuk mendukung
misi Muhammadiyah serta menjadi pelopor, pelangsung dan penyempurna
perjuangan Muhammadiyah. Dengan demikian, kelahiran IPM mempunyai dua
nilai strategis. Pertama, IPM sebagai aksentuator gerakan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar di kalangan pelajar. Kedua, IPM sebagai lembaga kaderisasi Muhammadiyah yang dapat membawa misi Muhammadiyah pada masa mendatang.
Berdirinya Ikatan Pelajar Muhammadiyah
(IPM) tidak lepas dari latar belakang berdirinya Muhammadiyah sebagai
gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar sekaligus
sebagai konsekuensi dari banyaknya sekolah yang merupakan amal usaha
Muhammadiyah untuk membina dan mendidik kader. Selain itu, situasi dan
kondisi politik di Indonesia tahun 60-an yaitu pada masa berjayanya orde
lama dan PKI, Muhammadiyah mendapat tantangan yang sangat berat untuk
menegakkan dan menjalankan misinya. Oleh karena itu, IPM
terpanggil untuk mendukung misi Muhammadiyah serta menjadi
pelopor, pelangsung dan penyempurna perjuangan Muhammadiyah. Dengan
demikian, kelahiran IPM mempunyai dua nilai strategis. Pertama, IPM
sebagai aksentuator gerakan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar di kalangan
pelajar. Kedua, IPM sebagai lembaga kaderisasi Muhammadiyah yang dapat
membawa misi Muhammadiyah pada masa mendatang.
Keinginan dan upaya para pelajar untuk
membentuk organisasi pelajar Muhammadiyah sebenarnya telah dirintis
sejak tahun 1919. Akan tetapi selalu ada halangan dan rintangan dari
berbagai pihak, sehingga baru mendapatkan titik terang ketika Konferensi Pemuda Muhammadiyah (PM) pada tahun 1958 di Garut.
Organisasi pelajar Muhammadiyah akan ditempatkan di bawah pengawasan
PM. Keputusan konferensi tersebut diperkuat pada Muktamar PM II yang
berlangsung pada tanggal 24-28 Juli 1960 di Yogyakarta, yakni dengan memutuskan untuk
membentuk IPM (Keputusan II/ nomor 4).
membentuk IPM (Keputusan II/ nomor 4).
Setelah ada kesepakatan antara Pimpinan
Pusat (PP) PM dan Muhammadiyah Majelis Pendidikan dan Pengajaran pada
tanggal 15 Juni 1961, ditandatanganilah peraturan bersama tentang
organisasi IPM. Pendirian IPM tersebut dimatangkan secara nasional pada
Konferensi PM di Surakarta tanggal 18-20 Juli 1961. Sehingga pada
tanggal 5 Shafar 1381 H bertepatan dengan tanggal 18 Juli 1961 M
ditetapkan sebagai hari kelahiran IPM dengan Ketua Umum Herman Helmi
Farid Ma’ruf dan Sekretaris Umum Muh. Wirsyam Hasan. Akhirnya, IPM
menjadi salah satu organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah yang bergerak
di bidang dakwah dan kaderisasi di kalangan pelajar Muhammadiyah.
Pada Konferensi Pimpinan Pusat
(Konpiwil) IPM tahun 1992 di Yogyakarta, Menpora Akbar Tanjung secara
implisit menyampaikan kebijakan pemerintah pada IPM untuk melakukan
penyesuaian tubuh organisasi. PP IPM diminta Depdagri mengisi formulir
direktori organisasi disertai catatan agar pada waktu pengembalian
formulir tersebut nama IPM telah berubah. Tim eksistensi PP IPM yang
bertugas membahas masalah ini, melakukan pembicaraan secara intensif.
Akhirnya diputuskan perubahan nama Ikatan Pelajar Muhammadiyah menjadi
Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM), dengan pertimbangan:
- keberadaan pelajar sebagai kader persyarikatan, umat dan bangsa selama ini belum mendapat perhatian sepenuhnya dari persyarikatan Muhammadiyah;
- perlunya pengembangan jangkauan IPM;
- adanya kebijakan pemerintah RI tentang tidak diperbolehkannya penggunaan kata pelajar untuk organisasi berskala nasional.
Keputusan pergantian nama ini tertuang dalam Surat Keputusan (SK) PP IPM nomor VI/PP.IPM/1992
yang selanjutnya disahkan oleh PP Muhammadiyah tanggal 22 Jumadil Awwal
1413 H bertepatan dengan 18 November 1992 M tentang pergantian nama
Ikatan Pelajar Muhammadiyah menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah. Dengan
demikian secara resmi perubahan IPM menjadi IRM adalah sejak tanggal 18
November 1992.
Seiring perkembangan organisasi IRM,
muncul berbagai reaksi dari tubuh persyarikatan bahwa IRM dinilai kurang
fokus terhadap pembinaan pelajar di sekolah-sekolah Muhammadiyah.
Maka, Tanwir Muhammadiyah tahun 2007 merekomendasikan IRM untuk berubah
kembali menjadi IPM.
Pembahasan mengenai basis masa dan lokus
gerakan sebenarnya sudah mengemuka sejak Muktamar IRM ke-14 di Lampung.
Pada Muktamar IRM ke-15 pun, mengamanatkan untuk membentuk tim
eksistensi yang bertugas untuk membahas masalah ini. Tim eksistensi PP
IPM juga meminta saran pendapat dari PP Muhammadiyah dan ortom-ortom di
dalamnya.
Tak lama kemudian, PP Muhammadiyah mengeluarkan SK nomor 60/KEP/I.0/B/2007 tertanggal 7 Jumadil Awwal 1428 H bertepatan dengan 24 Mei 2007 M
tentang perubahan nomenklatur IRM menjadi IPM. Sehubungan dengan
munculnya berbagai reaksi terkait SK tersebut, PP IPM segera mengadakan
pleno diperluas dengan mengundang PP Muhammadiyah dan seluruh Pimpinan
Pusat (PW) IPM se-Indonesia. Setelah berdialog secara intensif, PP
Muhammadiyah mengeluarkan maklumat berkenaan dengan SK PP Muhammadiyah
nomor 60/KEP/I.0/B/2007 bahwasanya perubahan IRM menjadi IPM membutuhkan
proses. Maklumat ini berlaku efektif setelah Muktamar IRM XVI pada
tanggal 23-28 Oktober 2008 di Surakarta.
Muktamar IPM pertama setelah perubahan
dari IRM dilaksanakan pada tanggal 2-7 Juni 2010 di Bantul, DI.
Yogyakarta. Muktamar kali ini bertepatan dengan setengah Abad Ikatan
Pelajar Muhammadiyah. Dalam Muktamar ini dilaunching Gerakan Pelajar
Kreatif (GPK) yang merupakan turunan dari Gerakan Kritis Transformatif
(GKT).
Sejarah perkembangan IPM, sejak dari
kelahiran Ikatan Pelajar Muhamamdiyah (IPM) hingga kemudian terjadinya
perubahan nama menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) pada tahun 1992
dan kemudian berubah nama kembali menjadi Ikatan Pelajar Muhammadiyah
(IPM) telah melalui proses yang panjang seiring dengan dinamika yang
berkembang di masyarakat baik dalam skala nasional maupun global. Hingga
saat ini IPM telah melampaui empat fase perkembangan, yaitu:
1. Fase Pembentukan (mulai tahun 1961 s/d 1976)
Kelahiran IPM bersamaan dengan
masa dimana pertentangan idiologis menjadi gejala yang menonjol dalam
kehidupan sosial dan politik di Indonesia dan dunia pada waktu itu.
Keadaan yang demikian menyebabkan terjadinya polarisasi kekuatan tidak
hanya dalam persaingan kekuasaan di lembaga pemerintah, bahkan juga
dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam situasi seperti ini IPM lahir dan
berproses membentuk dirinya. Maka sudah menjadi kewajaran bila pada saat
awal keberadaannya IPM banyak terfokus pada upaya untuk
mengkonsolidasikan dan menggalang kesatuan Pelajar Muhammadiyah yang
tersebar di seluruh Indonesia dalam wadah IPM. Upaya untuk menemukan
karakter dan jati diri IPM sebagai gerakan kader dan dakwah banyak
menjadi perhatian pada waktu itu. Upaya ini mulai dapat terwujud setelah
IPM dapat merumuskan Khittah Perjuangan IPM, Identitas IPM, dan Pedoman
Pengkaderan IPM (hasil Musyawarah Nasional/Muktamar ke-2 di Palembang
tahun 1969). Fase pembentukan IPM diakhiri pada tahun 1976 yaitu dengan
keberhasilan IPM merumuskan Sistem Pengkaderan IPM (SPI) hasil Seminar
Tomang tahun 1976 di Jakarta. Dengan SPI yang telah dirumuskan tersebut,
maka semakin terwujudlah bentuk struktur keorganisasian IPM secara
lebih nyata sebagai organiasai kader dan dakwah yang otonom dari
persyarikatan Muhammadiyah.
2. Fase Penataan (mulai tahun 1976 s/d tahun 1992)
3. Fase Pengembangan (mulai tahun 1992 s/d 2008)
4. Fase Kebangkitan (mulai tahun 2006 s.d 2010)
Read more
IPM: Masa Orientasi Siswa Baru Bukan Ajang Penyiksaan
0
komentar
08.15
Diposting oleh
Unknown
IPM: Masa Orientasi Siswa Baru Bukan Ajang Penyiksaan
Jakarta – Ikatan Pelajar Muhammadiyah menilai MOS yang
diselenggarakan oleh sekolah-sekolah dirasa tidak sesuai dengan
kebutuhan siswa baru. Jika siswa baru membutuhkan penyesuaian terhadap
lingkungan sekolah baru tentu kegiatan-kegiatannya mesti sesuai dengan
hal tersebut. Sampai saat ini, kegiatan MOS di sekolah-sekolah tidak
sesuai dengan kebutuhan siswa baru.
Ipmawan Fida Afif Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah
(PP IPM) menyesalkan meninggalnya Aninda Puspita, siswi SMK 1 Pandak
Kabupaten Bantul, Yogyakarta saat menjalani kegiatan Masa Orientasi
Siswa (MOS). Aninda yang memiliki jejak rekam penyakit epilepsi
meninggal dunia usai menjalani hukuman squat jump pada Jumat (19/7) lalu.
“MOS cenderung sebagai ajang perploncoan terhadap siswa baru. Padahal,
kebutuhan siswa baru itu memeroleh suasana hangat dan menyenangkan di
lingkungan sekolah baru, bukan mendapatkan banyak tugas yang aneh-aneh.
Kepala sekolah mesti bisa membedakan antara kreatifitas dan upaya “mengerjai” siswa baru”, ujarnya.
Fida juga menambahkan, “IPM mengutuk semua pelaksanaan MOS yang tidak
memberikan penghargaan terhadap siswa baru dan mengarah pada merendahkan
para siswa baru.”
Di beberapa sekolah pelaksanaan MOS menggunakan ala
perploncoan. Siswa baru diminta membawa barang-barang yang aneh,
berpakaian aneh, bahkan harus melakukan tindakan-tindakan yang kurang
sesuai. Lebih tragis lagi, ditemukan siswa yang meninggal.
“Aktivitas siswa baru di sekolah baru seharusnya diisi dengan kegiatan
menyenangkan, perlombaan-perlombaan, atau kegiatan yang meningkatkan
motivasi belajar siswa”, tambah mahasiswa semester akhir UIN Sunan
Kalijaga tersebut.
Guru, kepala sekolah, dan pelajar itu sendiri mesti bisa benar-benar membedakan antara kebutuhan siswa dan kegiatan yang mubazir.
Maka mereka idealnya bisa mengkritisi MOS. Terkait dengan pelaksanaan
MOS yang ada, Fida ‘Afif meminta kepada Mendikbud RI agar meniadakan
kegiatan MOS karena tidak sesuai dengan kebutuhan siswa baru.
Seperti diketahui, Aninda dihukum squat jump karena dinilai
melakukan pelanggaran peraturan peserta MOS. Ia bersama sekitar 20 siswa
lainnya tidak mematuhi aturan dalam memakai baju. Karena itu, mereka
dihukum squat jump 10 kali. Setelah masuk ke barisan, Aninda tiba-tiba
jatuh dan pingsan. Ia segera dibawa ke ruang UKS untuk diberikan
pertolongan pertama. Namun karena tidak kunjung sadar, korban dibawa ke
RS PKU Muhammadiyah, Bantul. Saat sampai di rumah sakit sekitar pukul
16.10 WIB, korban sudah meninggal. (da/dzar)
Tags: masa, orientasi, siswa, pelajar, muhammadiyah
Read more
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa
0
komentar
07.26
Diposting oleh
Unknown
Marhaban Ya Ramadhan
Dalam hadits Abdullah bin Umar riwayat Al-Bukhâry dan Muslim, Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam menerangkan bahwa puasa adalah salah satu rukun Islam yang agung dan mulia,
Juga dalam hadits Thalhah bin Ubaidullah radhiyallâhu ‘anhu riwayat Al-Bukhâry dan Muslim, ketika seorang A’raby bertanya kepada Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam tentang Islam, beliau bersabda,
Selain itu, hadits yang semakna dengan ini diriwayatkan pula oleh Al-Bukhâry dan Muslim dari hadits Anas bin Malik radhiyallâhu ‘anhu, dan diriwayatkan oleh Muslim dari hadits Jâbir bin Abdillah radhiyallâhu ‘anhumâ.
Selanjutnya, dalil lain terdapat dalam hadits Umar bin Khaththab radhiyallâhu ‘anhu riwayat Muslim ,dan hadits Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu riwayat Al-Bukhâry dan Muslim, tentang kisah Jibril yang masyhur ketika beliau bertanya kepada Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam tentang Islam, Iman, Ihsan, dan tanda-tanda hari kiamat. Ketika ditanya tentang Islam, Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam menjawab,
Berdasarkan dalil-dalil di atas, para ulama bersepakat bahwa siapapun yang mengingkari kewajiban puasa dianggap kafir, keluar dari Islam, dan dianggap telah mengingkari suatu perkara, yang kewajibannya telah dimaklumi secara darurat dalam syariat Islam.
Seluruh dalil di atas menunjukkan keutamaan puasa yang sangat besar dan menunjukkan bahwa betapa agung nikmat dan rahmat Allah bagi umat Islam.
Allah Subhânahu wa Ta’âlâ dan Rasul-Nya telah menjelaskan berbagai macam keutamaan puasa secara umum dan keutamaan puasa Ramadhan secara khusus. Agar kita dapat bersegera dalam hal menggapai rahmat Allah dan bergembira terhadap karunia dan nikmat-Nya, berikut ini, kami menyebutkan beberapa keutamaan puasa. Di antaranya adalah:
Pertama, ampunan dan pahala yang sangat besar bagi orang yang berpuasa.
Allah Jalla Tsanâ`uhu menyebutkan sederet orang-orang yang beramal shalih, yang di antara mereka adalah laki-laki dan perempuan yang berpuasa, kemudian menyatakan pahala untuk mereka dalam firman-Nya,
Kedua, puasa adalah tameng terhadap api neraka.
Dalam riwayat Al-Bukhâry dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu, Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Juga dalam hadits Jâbir, ‘Utsman bin Abil ‘Âsh, dan Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu riwayat Imam Ahmad dan selainnya, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Ketiga, puasa adalah pemutus syahwat.
Dalam hadits ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallâhu ‘anhu riwayat Al-Bukhâry dan Muslim, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Keempat, orang yang berpuasa mendapat ganjaran khusus di sisi Allah.
Hal tersebut karena puasa merupakan bagian kesabaran, sementara sabar terbagi tiga: sabar dalam hal menjalankan ketaatan, sabar dalam hal meninggalkan larangan, dan sabar dalam hal menerima ketentuan Allah. Orang yang berpuasa telah melakukan tiga jenis kesabaran ini seluruhnya, bahwa ia sabar dalam hal menjalankan ketaatan yang diperintah dalam pelaksanaan puasa, sabar dalam hal meninggalkan segala hal yang dilarang dan diharamkan dalam pelaksanaan puasa, serta sabar dalam hal menjalani kepedihan terhadap lapar, haus, dan kelemahan pada tubuh. Karena puasa merupakan bagian kesabaran, wajar jika orang yang berpuasa mendapatkan pahala khusus yang tidak terhingga sebagaimana orang yang sabar mendapat pahala seperti itu. Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman,
Kelima, orang yang berpuasa memiliki dua kegembiraan.
Keenam, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau wangian kasturi.
Tiga keutamaan yang disebut terakhir termaktub dalam hadits Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu riwayat Al-Bukhâry dan Muslim bahwa Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Ketujuh, puasa sehari di jalan Allah menjauhkan wajah seseorang dari neraka sejauh perjalanan selama tujuh puluh tahun.
Dalam hadits Abu Sa’id Al-Khudry radhiyallâhu ‘anhu riwayat Al-Bukhâry dan Muslim, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Kedelapan, pintu khusus di surga bagi orang-orang yang berpuasa.
Dalam hadits Sahl bin Sa’ad As-Sâ’idy radhiyallâhu ‘anhumâ riwayat Al-Bukhâry dan Muslim, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Kesembilan, puasa termasuk kaffarah (penggugur) dosa hamba.
Dalam hadits Hadzaifah Ibnul Yamân radhiyallâhu ‘anhumâ riwayat Al-Bukhâry dan Muslim, Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Juga dalam hadits Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu riwayat Muslim, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Bahkan, puasa menjadi bagian kaffarah pada beberapa perkara seperti pelanggaran sumpah[1], zhihâr [2], sebagian amalan haji[3], pembunuhan Ahludz Dzimmah ‘orang yang berada di bawah perjanjian’ tanpa sengaja[4], dan pembunuhan hewan buruan saat ihram[5].
Kesepuluh, puasa termasuk amalan yang mengakibatkan seseorang dimasukkan ke dalam surga.
Dalam haditsnya riwayat Ibnu Abi Syaibah, Ahmad, An-Nasâ`i, Ibnu Hibban, dan lain-lain, Abu Umâmah radhiyallâhu ‘anhu berkata kepada Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam,
Kesebelas, puasa memberi syafa’at pada hari kiamat.
Dalam hadits Abdullah bin ‘Amr radhiyallâhu ‘anhumâ, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Kedua belas, pada Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup, serta syaithan dibelenggu.
Dalam hadits Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu riwayat Al-Bukhâry dan Muslim, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Ketiga belas, orang yang berpuasa pada Ramadhan, karena keimanan dan hal mengharap pahala, dosa-dosanya diampuni.
Dalam hadits Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu riwayat Al-Bukhâry dan Muslim, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Read more
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ.
أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ
فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ
طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ وَأَنْ
تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ
وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ
الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ
مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ
بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى
مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ.
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian untuk
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar
kalian bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka, barang
siapa di antara kalian sakit atau berada dalam perjalanan (lalu
berbuka), (dia wajib berpuasa) sebanyak hari yang ia tinggalkan itu pada
hari-hari yang lain. Wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya,
(jika mereka tidak berpuasa), membayar fidyah, (yaitu) memberi makan
seorang miskin. Barangsiapa yang mengerjakan kebajikan dengan kerelaan
hati, itulah yang lebih baik baginya. Berpuasa lebih baik bagi kalian
jika kalian mengetahui. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan
Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur`an
sebagai petunjuk bagi manusia, penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk
itu, dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Oleh karena itu,
barangsiapa di antara kalian hadir (di negeri tempat tinggalnya) di
bulan itu, hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa yang
sakit atau berada dalam perjalanan (lalu berbuka), (dia wajib berpuasa)
sebanyak hari yang ia tinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Allah
menghendaki kemudahan bagi kalian, dan tidak menghendaki kesukaran
bagi kalian. Hendaklah kalian mencukupkan bilangan (bulan) itu dan
hendaklah kalian mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan
kepada kalian supaya kalian bersyukur.” [Al-Baqarah: 183-185]
بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، وَإِقَامِ
الصَّلاَةِ ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَالْحَجِّ ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ
“Islam dibangun di atas lima (perkara, pondasi): Syahadat Lâ Ilâha Illallâh wa Anna Muhammadan ‘Abduhu wa Rasûluhu, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berhaji ke Rumah Allah, dan berpuasa Ramadhan.” Juga dalam hadits Thalhah bin Ubaidullah radhiyallâhu ‘anhu riwayat Al-Bukhâry dan Muslim, ketika seorang A’raby bertanya kepada Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam tentang Islam, beliau bersabda,
خَمْسُ صَلَوَاتٍ فِى الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ .
فَقَالَ هَلْ عَلَىَّ غَيْرُهُنَّ قَالَ : لاَ. إِلاَّ أَنْ تَطَّوَّعَ
وَصِيَامُ شَهْرِ رَمَضَانَ . فَقَالَ هَلْ عَلَىَّ غَيْرُهُ فَقَالَ :
لاَ. إِلاَّ أَنْ تَطَّوَّعَ . وَذَكَرَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الزَّكَاةَ فَقَالَ هَلْ عَلَىَّ غَيْرُهَا قَالَ :
لاَ. إِلاَّ أَنْ تَطَّوَّعَ . قَالَ فَأَدْبَرَ الرَّجُلُ وَهُوَ يَقُولُ
وَاللَّهِ لاَ أَزِيدُ عَلَى هَذَا وَلاَ أَنْقُصُ مِنْهُ. فَقَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَفْلَحَ إِنْ صَدَقَ .
“Shalat lima waktu (diwajibkan) dalam sehari dan semalam.” Maka,
ia berkata, “Apakah ada kewajiban lain terhadapku?” Beliau menjawab,
“Tidak ada, kecuali hanya ibadah sunnah. Juga puasa Ramadhan.” Maka, ia
berkata, “Apakah ada kewajiban lain terhadapku?” Beliau menjawab, “Tidak
ada, kecuali hanya ibadah sunnah,” dan Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam menyebutkan
(kewajiban) zakat terhadapnya. Maka, ia berkata, ‘Apakah ada kewajiban
lain terhadapku?’ Beliau menjawab, ‘Tidak ada, kecuali hanya ibadah
sunnah.” Kemudian, orang tersebut pergi seraya berkata, “Demi Allah,
saya tidak akan menambah di atas hal ini dan tidak akan menguranginya.’
Maka, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Ia telah beruntung apabila jujur.’.”Selain itu, hadits yang semakna dengan ini diriwayatkan pula oleh Al-Bukhâry dan Muslim dari hadits Anas bin Malik radhiyallâhu ‘anhu, dan diriwayatkan oleh Muslim dari hadits Jâbir bin Abdillah radhiyallâhu ‘anhumâ.
Selanjutnya, dalil lain terdapat dalam hadits Umar bin Khaththab radhiyallâhu ‘anhu riwayat Muslim ,dan hadits Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu riwayat Al-Bukhâry dan Muslim, tentang kisah Jibril yang masyhur ketika beliau bertanya kepada Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam tentang Islam, Iman, Ihsan, dan tanda-tanda hari kiamat. Ketika ditanya tentang Islam, Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam menjawab,
الإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَتُقِيمَ الصَّلاَةَ
وَتُؤْتِىَ الزَّكَاةَ وَتَصُومَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ
اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيلاً.
“Islam adalah bahwa engkau bersaksi bahwa tiada yang berhak untuk
diibadahi kecuali Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah,
engkau menegakkan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa Ramadhan, serta
berhaji ke rumah (Allah) bila engkau sanggup menempuh jalan untuk itu.”Berdasarkan dalil-dalil di atas, para ulama bersepakat bahwa siapapun yang mengingkari kewajiban puasa dianggap kafir, keluar dari Islam, dan dianggap telah mengingkari suatu perkara, yang kewajibannya telah dimaklumi secara darurat dalam syariat Islam.
Seluruh dalil di atas menunjukkan keutamaan puasa yang sangat besar dan menunjukkan bahwa betapa agung nikmat dan rahmat Allah bagi umat Islam.
Allah Subhânahu wa Ta’âlâ dan Rasul-Nya telah menjelaskan berbagai macam keutamaan puasa secara umum dan keutamaan puasa Ramadhan secara khusus. Agar kita dapat bersegera dalam hal menggapai rahmat Allah dan bergembira terhadap karunia dan nikmat-Nya, berikut ini, kami menyebutkan beberapa keutamaan puasa. Di antaranya adalah:
Pertama, ampunan dan pahala yang sangat besar bagi orang yang berpuasa.
Allah Jalla Tsanâ`uhu menyebutkan sederet orang-orang yang beramal shalih, yang di antara mereka adalah laki-laki dan perempuan yang berpuasa, kemudian menyatakan pahala untuk mereka dalam firman-Nya,
أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
“…Allah telah menyediakan, untuk mereka, ampunan dan pahala yang besar.” [Al-Ahzâb: 35]Kedua, puasa adalah tameng terhadap api neraka.
Dalam riwayat Al-Bukhâry dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu, Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ فَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ
أَحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَسْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ
قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّيْ امْرُؤٌ صَائِمٌ
“… dan puasa adalah tameng. Bila salah seorang dari kalian berada
pada hari puasa, janganlah ia berbuat sia-sia dan janganlah ia banyak
mendebat. Kalau orang lain mencercanya atau memusuhinya, hendaknya ia
berkata, ‘Saya sedang berpuasa.’.”Juga dalam hadits Jâbir, ‘Utsman bin Abil ‘Âsh, dan Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu riwayat Imam Ahmad dan selainnya, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الصِّيَامُ جُنَّةٌ كَجُنَّةِ أَحَدِكُمْ مِنَ الْقِتَالِ
“Puasa merupakan tameng terhadap neraka, seperti tameng salah seorang dari kalian pada peperangan.”Ketiga, puasa adalah pemutus syahwat.
Dalam hadits ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallâhu ‘anhu riwayat Al-Bukhâry dan Muslim, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ الْبَاءَةَ
فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ، وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ،
وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ، فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
“Wahai sekalian pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu
menikah, hendaklah ia menikah karena hal tersebut lebih menundukkan
pandangan dan lebih menjaga kemaluan, dan barangsiapa yang belum mampu,
hendaknya ia berpuasa karena sesungguhnya (puasa itu) adalah pemutus
syahwatnya.”Keempat, orang yang berpuasa mendapat ganjaran khusus di sisi Allah.
Hal tersebut karena puasa merupakan bagian kesabaran, sementara sabar terbagi tiga: sabar dalam hal menjalankan ketaatan, sabar dalam hal meninggalkan larangan, dan sabar dalam hal menerima ketentuan Allah. Orang yang berpuasa telah melakukan tiga jenis kesabaran ini seluruhnya, bahwa ia sabar dalam hal menjalankan ketaatan yang diperintah dalam pelaksanaan puasa, sabar dalam hal meninggalkan segala hal yang dilarang dan diharamkan dalam pelaksanaan puasa, serta sabar dalam hal menjalani kepedihan terhadap lapar, haus, dan kelemahan pada tubuh. Karena puasa merupakan bagian kesabaran, wajar jika orang yang berpuasa mendapatkan pahala khusus yang tidak terhingga sebagaimana orang yang sabar mendapat pahala seperti itu. Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman,
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya, hanya orang-orang yang bersabarlah yang pahala mereka dicukupkan tanpa batas.” [Az-Zumar: 10]Kelima, orang yang berpuasa memiliki dua kegembiraan.
Keenam, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau wangian kasturi.
Tiga keutamaan yang disebut terakhir termaktub dalam hadits Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu riwayat Al-Bukhâry dan Muslim bahwa Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ
عَشْرَ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ
وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِيْ وَأَنَا أَجْزِيْ بِهِ يَدَعُ
شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِيْ وَلِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ
عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ
أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
“Setiap amalan Anak Adam, kebaikannya dilipatgandakan menjadi
sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
‘Kecuali puasa. Sesungguhnya, (amalan) itu adalah (khusus) bagi-Ku dan
Aku yang akan memberikan pahalanya karena (orang yang berpuasa)
meninggalkan syahwat dan makanannya karena Aku.’ Bagi orang yang
berpuasa, ada dua kegembiraan: kegembiraan ketika dia berbuka puasa dan
kegembiraan ketika dia berjumpa dengan Rabb-nya. Sesungguhnya, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau kasturi.” (Lafazh hadits adalah milik Imam Muslim)Ketujuh, puasa sehari di jalan Allah menjauhkan wajah seseorang dari neraka sejauh perjalanan selama tujuh puluh tahun.
Dalam hadits Abu Sa’id Al-Khudry radhiyallâhu ‘anhu riwayat Al-Bukhâry dan Muslim, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ عَبْدٍ يَصُومُ يَوْمًا فِى سَبِيلِ اللَّهِ
إِلاَّ بَاعَدَ اللَّهُ بِذَلِكَ الْيَوْمِ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ
سَبْعِينَ خَرِيفًا
“Tidak seorang hamba pun yang berpuasa sehari di jalan Allah,
kecuali, karena (amalannya pada) hari itu, Allah akan menjauhkan
wajahnya dari neraka (sejauh perjalanan) selama tujuh puluh tahun.”Kedelapan, pintu khusus di surga bagi orang-orang yang berpuasa.
Dalam hadits Sahl bin Sa’ad As-Sâ’idy radhiyallâhu ‘anhumâ riwayat Al-Bukhâry dan Muslim, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ
الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لاَ
يَدْخُلُ مَعَهُمْ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ
فَيَدْخُلُونَ مِنْهُ فَإِذَا دَخَلَ آخِرُهُمْ أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ
مِنْهُ أَحَدٌ
“Sesungguhnya, di surga, ada pintu yang dinamakan Ar-Rayyân.
Orang-orang yang berpuasa akan masuk melaluinya pada hari kiamat. Tidak
ada seorang pun yang melewatinya, kecuali mereka. Dikatakan, ‘Di mana
orang-orang yang berpuasa?’ Lalu mereka memasukinya. Jika (orang)
terakhir dari mereka telah masuk, (pintu) itupun dikunci sehingga tidak
ada seorang pun yang melaluinya.”Kesembilan, puasa termasuk kaffarah (penggugur) dosa hamba.
Dalam hadits Hadzaifah Ibnul Yamân radhiyallâhu ‘anhumâ riwayat Al-Bukhâry dan Muslim, Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِيْ أَهْلِهِ وَمَالِهِ
وَنَفْسِهِ وَوَلَدِهِ وَجَارِهِ يُكَفِّرُهَا الصِّيَامُ وَالصَّلاَةُ
وَالصَّدَقَةُ وَالأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْىُ عَنِ الْمُنْكَرِ
“Fitnah seseorang terhadap keluarga, harta, jiwa, anak, dan
tetangganya dapat ditebus dengan puasa, shalat, shadaqah, serta amar
ma’ruf dan nahi mungkar.” (Konteks hadits adalah milik Imam Muslim)Juga dalam hadits Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu riwayat Muslim, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى
الْجُمُعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ
إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ
“Shalat lima waktu, (dari) Jum’at ke Jum’at, dan (dari) Ramadhan
ke Ramadhan, adalah penggugur dosa (seseorang pada masa) di antara waktu
tersebut sepanjang ia menjauhi dosa besar.”Bahkan, puasa menjadi bagian kaffarah pada beberapa perkara seperti pelanggaran sumpah[1], zhihâr [2], sebagian amalan haji[3], pembunuhan Ahludz Dzimmah ‘orang yang berada di bawah perjanjian’ tanpa sengaja[4], dan pembunuhan hewan buruan saat ihram[5].
Kesepuluh, puasa termasuk amalan yang mengakibatkan seseorang dimasukkan ke dalam surga.
Dalam haditsnya riwayat Ibnu Abi Syaibah, Ahmad, An-Nasâ`i, Ibnu Hibban, dan lain-lain, Abu Umâmah radhiyallâhu ‘anhu berkata kepada Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam,
يَا رَسُولَ اللَّهِ فَمُرْنِيْ بِعَمَلٍ أَدْخُلُ بِهِ الْجَنَّةَ . قَالَ عَلَيْكَ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لاَ مِثْلَ لَهُ.
“Wahai Rasulullah, perintahlah saya untuk mengerjakan suatu
amalan, yang dengannya, saya dimasukkan ke dalam surga. Beliau bersabda,
‘Berpuasalah, karena (puasa) itu tak ada bandingannya.’.”Kesebelas, puasa memberi syafa’at pada hari kiamat.
Dalam hadits Abdullah bin ‘Amr radhiyallâhu ‘anhumâ, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَيْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ
وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِيْ فِيهِ. وَيَقُولُ الْقُرْآنُ
مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِيْ فِيهِ. قَالَ
فَيُشَفَّعَانِ.
“Puasa dan Al-Qur`an akan memberi syafa’at untuk seorang hamba pada hari kiamat. Puasa berkata, ‘Wahai Rabb-ku,
saya telah melarangnya terhadap makanan dan syahwat pada siang hari,
maka izinkanlah saya untuk memberi syafa’at baginya.’ Al-Qur`an berkata,
‘Saya telah menghalanginya dari tidur malam, maka izinkanlah saya untuk
memberi syafa’at baginya.’ (Beliau) bersabda, ‘Maka, keduanya mendapat
izin untuk mensyafa’ati (hamba) tersebut.’.” (HR. Ahmad, Muhammad bin Nash Al-Marwazy, Al-Hâkim, dan selainnya. Dihasankan oleh Syaikh Al-Albany dalam Tamâmul Minnah hal. 394-395)Kedua belas, pada Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup, serta syaithan dibelenggu.
Dalam hadits Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu riwayat Al-Bukhâry dan Muslim, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
“Jika Ramadhan telah tiba, pintu-pintu surgadibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan syaithan-syaithan dibelenggu.”Ketiga belas, orang yang berpuasa pada Ramadhan, karena keimanan dan hal mengharap pahala, dosa-dosanya diampuni.
Dalam hadits Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu riwayat Al-Bukhâry dan Muslim, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena keimanan dan hal mengharap pahola, dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.”Read more
Langganan:
Postingan (Atom)